Sabtu, 11 Januari 2014

Kaleidoskop Status Facebook Tahun 2013



#Ketika Hati Bicara (Kaleidoskop Status Facebook Tahun 2013 Edisi 1)
Oleh: Pemulung Kata


"Pengagum Titel"

Bukan sekadar pengagum titel ilmuwan belaka, tapi soal ini, kapasitas keilmuan, pengalaman, kedewasaan dan pengertian. Betapa beruntungnya ketika calon sarjana ini bisa belajar dan bertukar pikiran dengan Anda. Betapa berkah waktu saya ketika bisa mendapatkan kesempatan berharga untuk bertatap muka dalam majelis ilmu Anda. Sosok yang haus akan ilmu sekaligus lebih dulu mencicipi manis-pahitnya menimba ilmu di negeri orang. Kapan saya bisa bertanya kapanpun tanpa merasa sungkan?
Salam ta'dzim dari saya, Calon Sarjana.
Semarang, 26 Desember 2013

"Jauh"

Bagaimana mungkin air mata meluruh teruntuk rupa yang tak pernah sekalipun kusua? Oh romantis nian skenario Tuhan.
Lagi, kuberi tahu ungkapan kalbu, seberapa jauh rasaku menjauh, tetap saja ia selalu berpulang pada kejauhan. Pertanda apa gerangan? pasti kau jua tahu apa jawabnya. Katakan saja dalam hati. Mudah-mudahan Allah meridhai kata hati, perempuan ini. Istajib Ya Rabb.
Semarang, 19 Desember 2013

“Selamat Datang Hujan”
Sempurna! Rupanya musim tengah berpihak pada pujangga. Ya, musim penghujan, musim yang setia dinanti-nanti oleh para pemungut rasa sekaligus pemulung kata. Suasana dramatis musim hujan layaknya primadona pemoles bait-bait puisi anak manusia. Hujan turun sore ini. Asyik. Saatnya menikmati rinai air hujan. Dingin. Siapkan secangkir kopi hangat dengan taburan latte berbentuk daun di atas busa-busa lembutnya. Putar kidung-kidung bermutu penuh filosofi. Ditambah sentuhan terakhir dengan mengundang kegalauan. Datanglah wahai kegalauan! Kami merindukan perasaan, yang ianya lambut laun menggeser tahta logika yang lebih dulu dapat mengambil hati empunya raga, para pujangga. Lalu, menyiapkan diri dan hati untuk memungut berjuta-juta bahkan bermilyar-milyar inspirasi di dunia abstrak. Duduk di samping jendela, lalu memandangi titik-titik air di kaca jendela yang terkadang berebut menjatuhkan diri ke tanah basah yang tergenang air. Inilah waktu yang pas untuk bermain dengan bahasa kalbu, kata-kata. Akhirnya, terciptalah sajak, puisi dan prosa yang lebih bernyawa. Terima kasih Gusti Allah.
Semarang, 03 Desember 2013

“Akulah Orang Pertama Pendukung Cita-cita Sosialmu”
Harapan yang akan kuupayakan, ini, menjadi orang pertama yang mendukung cita-cita sosialmu, pasti, suatu saat nanti. Istajib Ya Rabb.
Semarang, 30 November 2013

“Mengerti”
Dan aku tidak akan pernah bosan untuk mengatakan bahwa aku mengerti. Mengerti akan segala keterbatasanmu sebagai manusia.
Semarang, 30 November 2013
*Nostalgia Asrama Bonoloyo

Ijinkan aku mengawali postingan iseng ini dengan tawa terkekeh-kekeh, wakakakakakakakakakaka. Hehe. Masih ingat ketika naik angkot kita cas cis cus ngomong ngarab plus nginggris dengan lahjah Jawa sedangkan penumpang lain tak paham apa yang kita bicarakan? barangkali ada yang sampai terheran-heran dan mlongo mendengar bahasa yang seenaknya kita modifikasi menjadi bahasa Slang ala Mapeka, ck,,ck,,. Rasanya merdeka ya, kita seperti agen rahasia yang berkomunikasi dengan bahasa alien, batin orang-orang seangkot, barangkali. Tanpa takut alur pembicaraan kita diketahui orang lain, bebas lepas plus asyik bukan main kita cuap-cuap ngalor-ngidul, apalagi kalau pas satu sama lain nanya "berapa ongkos naik angkotnya?" lalu salah satu atau salah dua dari kita mengumpat,," eh gholin tauk", "na'am ea," yang lain menimpali. hehe. Tapi di sisi lain, kita sok yes juga ya, sok pake bahasa di luar kawasan wajib berbahasa, ealah malah suka nglanggar kagak pake kedua bahasa itu di kawasan bilingual zone asrama. Selidik punya selidik, sebenarnya ada apa sih dengan kita, anak asrama?
*Teruntuk bagi yang pernah, sedang, dan mau menjelma menjadi anak asrama Bonoloyo, Sekolah Kehidupan. This story is taken from one of the sequences of life when writer became a student of Programmed Islamic Sciences of State Islamic Senior High School of Surakarta Semarang, 22 November 2013


“Berutang Rasa”
Mudah-mudahan 3 sampai 4 tahun lagi, saya dapat menemukan cara yang tepat lagi bijak bagaimana saya harus berterimakasih atas keberanggapan anda pada saya selama ini. Barangkali tindakan yang tak bernama ini aneh dan konyol, tapi saya merasa perlu untuk melakukannya, atas nama penghargaan hidup yang lebih berkualitas, dinamis, dan sederhana.
Semarang, 02 November 2013
“Sendiri”
Secangkir kopi hangat yang masih sendiri, perfecto. — terhibur .
 Semarang, 25 Oktober 2013
“Shadowman”
Tidakkah kau tahu wahai lelaki bayangan? Sajak-sajak yang kutulis tempo hari itu terlahir berkat sapamu. Kuberi tahu satu lagi, ada cinta yang nyata, tapi bagaimana jikalau lakonnya hanya sebatas di dunia yang diciptakan oleh imajinasiku sendiri? Aku kawanku, #shadowmanku ini benar-benar super duper shadowman,, jauh dan semakin jauh dari kenyataan. Oh,, tidak, sepertinya aku harus cepat-cepat bangkit dari negeri mimpi untuk menyelamatkan diri. O God, wake me up when October-end!
Semarang, 19 Oktober 2013

“Penghayatan”
Matahari masih belum menampakkan senyumnya, kukerjakan rutinitas pagi lebih cepat dari biasanya. Membuatkan kopi hangat untuk Bapak, tanpa penghayatan.
#Terburu-buru
Semarang, 29 September 2013

“Pengantar Kata-Kata”
Terima kasih telah mengantarku menjemput kata-kata.
Semarang, 18 September 2013



“Bersyukur lantaran Jatuh Hati”
Bagi kau yang suka menulis sajak, bersyukurlah bisa mencintai seseorang, karena berkat kehadirannya seolah-olah sajak-sajak yang kau tulis akan terasa lebih hidup dan bernyawa. Percayalah!
Semarang, 05 September 2013

 “Sibuk”
Anda sibuk, saya sok sibuk. Anda kuliah, saya pun kuliah. Mari sama2 menyibukkan diri dengan hal2 yang positif di dunia kita masing2. Kini saatnya kita berdiam diri, paling tidak tuliskan status anda agar saya tahu kalau anda itu masih hidup.
Semarang, 04 September 2013

0 komentar:

Posting Komentar