Judul Resensi :
Neomodernisme Islam: Paradigma Integralistik
Pendidikan Islam dengan Modernitas
Judul Buku :
Pendidikan Neomodernisme Islam (Telaah Pemikiran Fazlur Rahman)
Penulis :
M. Rikza Chamami, MSI
Penerbit :
Walisongo Press
Tahun Terbit :
2010
Tebal Halaman : xvi + 224 halaman
Resensator :
Nurul Hikmah Sofyan (PAI-3D/ 123111128)
“Pendidikan Neomodernisme Islam” merupakan buku karya M. Rikza Chamami
yang berisi telaah pemikiran Fazlur Rahman, buah pikir intelektualitas seorang
pemikir Islam yang menjembatani antara dunia Islam dengan modernitas.
Telaah gagasan tajdid Bapak Neomodernisme ini berawal dari
kegelisahan menyaksikan keterpurukan sepak terjang dunia Islam yang belum open-minded
terhadap perubahan zaman. Umat Islam yang diidentikan dengan Dunia Timur terklaim
stigma negatif yang beranggapan bahwa umat Muslim itu kaum terbelakang, primitif,
kuno, tradisional, klenik, mistis, dan stereotip sejenis lainnya. Pemikir
kelahiran Hazara ini telah membuktikan bahwa umat Islam mempunyai alternative
solution dalam menghadapi tuntutan dan tantangan modernitas yang tidak
melulu mengekor pada Dunia Barat dan menawarkannya sebagai pemecah problematika
dunia Islam.
Melalui disusunnya karya ilmiah ini, penulis mencoba mengetengahkan
pemikiran Fazlur Rahman ihwal neomodernisme yang kemudian concern yang
dibidik oleh penulis dalam buku ini
yakni mengenai pemikiran Fazlur Rahman mengenai pembaharuan dunia Islam dalam
ranah pendidikan.
Neomodernisme Islam adalah gerakan keempat yang dicetuskan oleh Fazlur
Rahman guna menjembatani akar tradisi Islam dengan modernisasi. Konsep
neomodernisme yang digaungkan oleh Fazlur Rahman ini dijelaskan secara cukup
lugas oleh penulis, pun dengan implementasinya dalam dunia pendidikan Islam.
Pendidikan sebagai lapangan yang efektif dalam memantapkan pembudayaan
manusia dijadikan core gagasan dalam buku ini. Konten buku ini memetakan
ihwal metodologi pemikiran neomodernisme di bidang pendidikan yang berangkat
dari intelektual Islam. Benang merahnya adalah menata pola pikir dan tingkah
laku umat Muslim melalui pendidikan yang diejawantahkan dalam sebuah kurikulum.
Ruh pendidikan yang berangkat dari pemahaman teks-teks suci agama Islam
baik Al-Qur’an maupun Sunnah diharapkan mampu menegaskan peran konkrit umat
Muslim dalam menjawab tuntunan sekaligus tantangan zaman. Tentu saja bukan hanya
sekadar paham akan teks luarnya saja, namun juga memahami lebih dalam ihwal
asbabun nuzul beserta asbabul wurud agar implementasi pendidikan benar-benar
mencerminkan risalah historis yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Melalui perpaduan antara pemahaman komprehensif mengenai kedua sumber
hukum Islam tersebut yang diimbangi dengan pengetahuan modernisasi, penulis
berharap akan ada perubahan progresif pendidikan Islam yang disadari atau tidak
cenderung masih menutup mata akan gerbang globalisasi. Atau justru terkadang
menelan mentah-mentah nilai-nilai budaya Barat tanpa filtrasi.
Penulis juga memaparkan pendidikan ala neomodernisme Islam diajarkan
dengan model pedagogik yang disesuaikan secara proporsionAl dengan kebutuhan
zaman di samping menjaga nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom).
Model pembelajaran ini merupakan perpaduan antara sistem student-centered
dan teacher-centered. Walhasil, interaksi guru dan murid sama-sama
saling memberi feedback, sama-sama berperan aktif dalam mengkondisikan
suasana belajar yang efektif, aktif, dan kondusif.
Penegasan konsep dan metodologis neomodernisme pendidikan Islam menjadi
faktor x sendiri yang menjadikan buku ini patut untuk dibaca dan dipahami betul
oleh kalangan akademisi khususnya para pengajar.
Menurut resensator,
kekurangan dari buku ini adalah penyusunan buku yang meliputi cover buku yang
kurang menarik minat pembaca dan ketidaksesuaiannya gambar sampul dengan judul
buku, pun menyangkut tata letak yang masih perlu diperbaiki. Namun, adagium tak
ada gading yang tak retak musti kita ingat bahwa manusia selalu mempunyai
kekurangan disamping kelebihan dalam menyetak sejarahnya sendiri melalui budaya
literasi yang telah dilakukan oleh bapak M. Rikza Chamami, MSI yang telah menyusun
buku pemikiran ini, hal ini sebagai tanda bukti peneguhan eksistensi belaiu
sebagai akademisi.
0 komentar:
Posting Komentar