Rabu, 22 Januari 2014

Resensi Buku



Judul Resensi              : Neomodernisme Islam: Paradigma Integralistik Pendidikan Islam dengan Modernitas
Judul Buku                  : Pendidikan Neomodernisme Islam (Telaah Pemikiran Fazlur Rahman)
Penulis                         : M. Rikza Chamami, MSI
Penerbit                       : Walisongo Press
Tahun Terbit                : 2010
Tebal Halaman            : xvi + 224 halaman
Resensator                   : Nurul Hikmah Sofyan (PAI-3D/ 123111128)


“Pendidikan Neomodernisme Islam” merupakan buku karya M. Rikza Chamami yang berisi telaah pemikiran Fazlur Rahman, buah pikir intelektualitas seorang pemikir Islam yang menjembatani antara dunia Islam dengan modernitas.
Telaah gagasan tajdid Bapak Neomodernisme ini berawal dari kegelisahan menyaksikan keterpurukan sepak terjang dunia Islam yang belum open-minded terhadap perubahan zaman. Umat Islam yang diidentikan dengan Dunia Timur terklaim stigma negatif yang beranggapan bahwa umat Muslim itu kaum terbelakang, primitif, kuno, tradisional, klenik, mistis, dan stereotip sejenis lainnya. Pemikir kelahiran Hazara ini telah membuktikan bahwa umat Islam mempunyai alternative solution dalam menghadapi tuntutan dan tantangan modernitas yang tidak melulu mengekor pada Dunia Barat dan menawarkannya sebagai pemecah problematika dunia Islam.
Melalui disusunnya karya ilmiah ini, penulis mencoba mengetengahkan pemikiran Fazlur Rahman ihwal neomodernisme yang kemudian concern yang dibidik  oleh penulis dalam buku ini yakni mengenai pemikiran Fazlur Rahman mengenai pembaharuan dunia Islam dalam ranah pendidikan.
Neomodernisme Islam adalah gerakan keempat yang dicetuskan oleh Fazlur Rahman guna menjembatani akar tradisi Islam dengan modernisasi. Konsep neomodernisme yang digaungkan oleh Fazlur Rahman ini dijelaskan secara cukup lugas oleh penulis, pun dengan implementasinya dalam dunia pendidikan Islam.
Pendidikan sebagai lapangan yang efektif dalam memantapkan pembudayaan manusia dijadikan core gagasan dalam buku ini. Konten buku ini memetakan ihwal metodologi pemikiran neomodernisme di bidang pendidikan yang berangkat dari intelektual Islam. Benang merahnya adalah menata pola pikir dan tingkah laku umat Muslim melalui pendidikan yang diejawantahkan dalam sebuah kurikulum.
Ruh pendidikan yang berangkat dari pemahaman teks-teks suci agama Islam baik Al-Qur’an maupun Sunnah diharapkan mampu menegaskan peran konkrit umat Muslim dalam menjawab tuntunan sekaligus tantangan zaman. Tentu saja bukan hanya sekadar paham akan teks luarnya saja, namun juga memahami lebih dalam ihwal asbabun nuzul beserta asbabul wurud agar implementasi pendidikan benar-benar mencerminkan risalah historis yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Melalui perpaduan antara pemahaman komprehensif mengenai kedua sumber hukum Islam tersebut yang diimbangi dengan pengetahuan modernisasi, penulis berharap akan ada perubahan progresif pendidikan Islam yang disadari atau tidak cenderung masih menutup mata akan gerbang globalisasi. Atau justru terkadang menelan mentah-mentah nilai-nilai budaya Barat tanpa filtrasi.
Penulis juga memaparkan pendidikan ala neomodernisme Islam diajarkan dengan model pedagogik yang disesuaikan secara proporsionAl dengan kebutuhan zaman di samping menjaga nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom). Model pembelajaran ini merupakan perpaduan antara sistem student-centered dan teacher-centered. Walhasil, interaksi guru dan murid sama-sama saling memberi feedback, sama-sama berperan aktif dalam mengkondisikan suasana belajar yang efektif, aktif, dan kondusif.
Penegasan konsep dan metodologis neomodernisme pendidikan Islam menjadi faktor x sendiri yang menjadikan buku ini patut untuk dibaca dan dipahami betul oleh kalangan akademisi khususnya para pengajar.
            Menurut resensator, kekurangan dari buku ini adalah penyusunan buku yang meliputi cover buku yang kurang menarik minat pembaca dan ketidaksesuaiannya gambar sampul dengan judul buku, pun menyangkut tata letak yang masih perlu diperbaiki. Namun, adagium tak ada gading yang tak retak musti kita ingat bahwa manusia selalu mempunyai kekurangan disamping kelebihan dalam menyetak sejarahnya sendiri melalui budaya literasi yang telah dilakukan oleh bapak M. Rikza Chamami, MSI yang telah menyusun buku pemikiran ini, hal ini sebagai tanda bukti peneguhan eksistensi belaiu sebagai akademisi.


0 komentar:

Posting Komentar