Sabtu, 11 Januari 2014

Kaleidoskop Status Facebook Tahun 2013 Edisi 2



Es Campur (Kaleidoskop Status Facebook Tahun 2013 Edisi 2)
Oleh: Nurul Hikmah Sofyan (Pemulung Kata)



Pengen jadi ilmuwan kok tidurnya lama?
Semarang, 13 Desember 2013

“Elegan”

Pertanyaan yang elegan adalah bagaimana kabar kuliahnya? sudah sampai bab berapa nulis skripsinya? kapan sidang munaqosah tesisnya? kapan mau mulai pra-penyusunan disertasi?
Bagai gayung yang bersambut, senyum saya terkembang seketika.
Inspired from the class meeting of Pendidikan Luar Sekolah
Semarang, 06 Desember 2013

"Siapkan Calon Judul Skripsi Sedini Mungkin"

Ghalibnya, semester awal masih identik dengan semangat yang masih meletup-letup, masa dimana kita masih bisa memelihara idealisme kepemudaan sebagai agent social of change, masa muda yang belum tersentuh oleh 'pikiran-pikiran level berat' yang bertautan dengan kerasnya kehidupan nanti lantaran soal sandang pangan yang sepenuhnya masih ditanggung orangtua. Sebelum membincangkan soal skripsi, ide tulisan ini saya dapatkan usai menghadiri mata kuliah Karya Tulis Ilmiah yang diampu Bapak M. Rikza Chamami, MSI, beliau memberikan dorongan kepada mahasiswanya untuk mempersiapkan tugas wajib anak kuliah ini sedini mungkin. Mantan aktivis yang bisa menyelesaikan kuliah Strata 1 dalam waktu 3.5 tahun dan memperoleh predikat wisudawan terbaik Jurusan Kependidikan Islam ini mengungkapkan bahwa masalah konvensional yang dihadapi mahasiswa dalam menuntaskan skripsi adalah ketiadaan aksi nyata untuk merampungkan bab demi bab setelah tahap mahasiswa melakukan penelitian, file skripsi hanya didiamkan tersimpan di laptop tanpa berusaha demi sedikit sedikit untuk mulai menulis kembali.
Pun beliau menyayangkan predikat aktivis yang identik baru keluar dari dunia kampus di semester 14 dengan berbagai macam alasan. Bagi saya pribadi, seorang aktivis yang dipandang sebagai lakon terdepan dalam menggaungkan daya kritis tingkat tinggi semestinya bisa menuntaskan skripsi lebih cepat dari mahasiswa akademisi tulen. Ironisnya, realita kebanyakan bertolak belakang dari tujuan ideal pengagungan daya dan sikap kritis. Alangkah baiknya hal ini menjadi refleksi kita bersama mengenai manajemen pengaturan waktu kehidupan masa muda kita, penyakit apa yang sebenarnya menjakiti diri sehingga human error masih saja betah menjadi kawan karib kita. Kembali lagi membincangkan soal skripsi, agar julukan NATO (No Action Talk Only) tak melulu bersarang dalam pribadi kita, adalah urgen dan perlu adanya manifestasi tindakan produktif, dalam hal ini menulis skripsi, apa yang kita dengar, baca, maupun yang kita renungkan untuk betul-betul merealisasikannya dengan memulai tahap persiapan pra-skripsi yakni menyiapakan calon judul skripsi. Berikut kiat-kiat (tugas kesadaran personal) mahasiswa dalam melancarkan proses penulisan skripsi:
1. Kunjungilah perpustakaan bagian rak skripsi.
2. Carilah minimal 5 judul skripsi yang menurut Anda menarik
3. Buatlah 5 judul skripsi dari elaborasi judul skripsi yang Anda catat, atau buat judul baru hasil pemikiran Anda
4. Buatlah folder khusus yang bernamakan SKRIPSI dalam gadget atau laptop Anda, dan mulailah mencicil membuat cover, kata pengantar, lembar pengesahan, daftar isi atau bab-bab ringan lain yang sekiranya bisa dipersiapkan dari sekarang.
Demikian kiat-kiat yang saya dapatkan dari dosen saya, mudah-mudahan bermanfaat dan menuai keberkahan, meminjam kata-kata AA Gym, kurang lebih seperti ini kalimatnya: "Gerakkan diri sendiri, lakukan hal yang kecil, dan mulailah detik ini juga". Se-akademisi atau se-aktivis apapun dirimu, katakan hanya dengan tiga kata " I LOVE SKRIPSI", Selamat berproses kawan-kawan, hebatkan diri Anda sekarang juga, Just do it!
Semarang, 27 November 2013

Aturan-aturan Membaca Karya Imajinatif

1. Jangan mencoba menolak dampak sebuah karya imajinatif terhadap diri kita. Biarkan alur cerita dengan bahasanya yang meliuk-liuk lagi dalam bereaksi (melakukan sesuatu) pada diri kita.
2. Jangan mencari istilah, usulan, dan argumen di dalam karya imajinatif. Karena istilah hanya berlaku pada karangan ilmiah (eksposisi, sains, dll).
3. Jangan mengkritik sebuah karya fiksi dengan menggunakan standar-standar kebenaran dan konsistensi yang berlaku untuk buku-buku sains.
Dari buku "Meraih Kecerdasan, Bagaimana Seharusnya Anda Meraih Manfaat Hebat dari Bacaan" karya Mortimer Adler & Charles Van Doren, pertanyaan yang berputar di kepala saya tempo hari akhirnya terjawab sudah, tidak ada revisi dalam karya fiksi.
Semarang, 15 November 2013

“Tong Sampah”

Pikirku, jika rasa bahagia saja akan membuat keganjalan di hati bila tak diungkapkan pada sesama, apalagi rasa sedih yang tak dibagi, ugh! memendam itu memang sakit sekali rasanya. Kesimpulan kasarnya: curhat itu perlu, khususnya bagi perempuan yang cenderung melebar-lebarkan sesuatu yang sebenarnya sederhana, detail. Aku jadi teringat sebuah quote yang kali waktu aku dapatkan dari hasil pemburuan kata-kata di Toko Buku,, he,,he,, Begini bunyinya: Adakalanya orang lain perlu hadir pada saat kita membuat sebuah pengakuan". (Erwin W. Lutzer). Oke gals, berbagilah jika memang hal itu mengurangi bebanmu, kurasa berbagi kisah menjadikan kita tahu dan mengerti bahwa kita tidak sendiri merasakan manis pahitnya kehidupan, I am all ears, gals! Aku di sini.
Semarang, 09 November 2013

“Scribo Ergo Sum”

Ungkap Dee dalam bukunya yang bertajuk "Filosofi Kopi", setiap jenjang manusia memiliki dunianya sendiri, apabila tidak direkam hitam di atas putih, ia akan dilupakan karena kacamata tak lagi sama apabila usia bertambah. Untuk itu, mari kita bersama-sama mendokumentasikan pengalaman-pengalaman menarik lagi bermanfaat agar jejak perjalanan kita dapat terbaca oleh generasi sekarang dan selanjutnya, termasuk anak cucu kita nanti. Salam Scribo Ergo Sum (Aku Menulis, maka Aku Ada).
Semarang, 31 Oktober 2013

 “Lemah Demokrasi”

Rasanya berpikir kritis semakin terasing saja dari diskusi interaktif kelas. Tanda-tanda lemahnya demokrasi di kalangan mahasiswa. Salah satu penyebab utamanya: warisan budaya tradisional Indonesia. Solusi alternatifnya: meminimalisir kultur ewuh pakewuh. — Description: https://fbstatic-a.akamaihd.net/rsrc.php/v2/yO/r/m4LtK_PmtP2.pngmembaca Filsafat Pendidikan Bahasa dan Pendidikan karya Prof. Dr. A. Chaedar Alwasilah.
Semarang, 25 Oktober 2013

“Siasat Hunting Buku”

Suatu ketika Bapak pernah mengeluhkan buku-buku yang saya beli sewaktu duduk di bangku MA, lantaran buku-buku itu hanya terpajang rapi di rak dan sudah jarang saya sentuh lagi ketika berganti status menjadi mahasiswa. Kata beliau, koleksi buku saya yang kebanyakan buku praktis, kumcer dan buku bergenre motivasi itu tak ada sangkut pautnya dengan materi pelajaran. Sejak saat itu saya mulai sadar, ternyata ada sedikit kesalahan yang pernah saya buat dalam proyek 'pengoleksian buku'. Saran saya, sebaiknya alokasikan anggaran bulananmu untuk mengutamakan membeli buku teoritis yang berkaitan dengan materi kuliah ketimbang membeli buku praktis yang kemungkinan porsi terpakainya lebih sedikit. Suwer deh, punya buku diktat kuliah sendiri itu rasanya lebih tentram dan merdeka daripada musti pinjam di perpustakaan kampus yang dibatasi waktu peminjamannya, belum lagi kalau telat atau lupa ngembaliin buku, wah alamat kena denda tuh, serasa nabung di bank tapi kagak bisa diambil, ya kalau dendanya sedikit, kalau nguras kantongnya banyak kan kerasa banget tuh, mendingan uangnya buat makan siang di kantin. hhe,,
Catatan Anak Kampus
Semarang, 17 Oktober 2013

“Kekaguman pada Sastrawan”

Saya paling suka mendengar penuturan Dosen B. Indonesia saya ketika menggambarkan latar belakang sosial mantan kekasihnya dulu yang cukup berada, " Baju yang ia pakai pada tanggal 1 belum ia pakai lagi pada tanggal 30." Pelan-pelan beliau mundur dan mengurungkan niat untuk melamar kekasihnya itu lantaran kesenjangan latar belakang sosial yang tidak sepadan. Pesan beliau: "Janganlah kau terlalu menampakkan kekayaan orang tuamu, bisa jadi ia yang sebenarnya ingin meminangmu menjadi enggan karena perasaan ketidaksanggupannya untuk menafkahi biaya hidupmu kelak. Selamat menikmati dinginnya malam di kotamu masing-masing kawan!
Semarang, 16 Oktober 2013

“Menikmati Ketidakpopuleran”

Mencoba menikmati ketidakpopuleran. Ah! lebih tepatnya menghibur diri untuk meredam tekanan batin. Kataku, aku siap dilupakan orang, siapapun itu. Siap akan ketidakberanggapan mereka akan aku.
Semarang, 24 September 2013

“Bersekongkol dengan Waktu”

Lusa, aku akan bersekongkol dengan waktu untuk mencuri sepersekian jam saat-saat kesenanganku menunda-menunda pekerjaan. #SisiLain
Semarang, 23 September 2013



0 komentar:

Posting Komentar